Lompat ke isi

Fisika medis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Fisika medis atau fisika kedokteran merupakan penerapan konsep, teori, dan metode fisika untuk kedokteran dan pelayanan kesehatan. Fisika medis meliputi fisika biomedis, biofisika medis, fisika terapan dalam kedokteran, aplikasi fisika dalam ilmu kedokteran, fisika radiologi atau radio-fisika rumah sakit. Departemen fisika medis dapat ditemukan di rumah sakit atau universitas.

Benda tegar

[sunting | sunting sumber]

Benda tegar adalah benda yang apabila diberikan gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan bentuk.[1]

Pengukuran

[sunting | sunting sumber]

Fisika medis umumnya menggunakan satuan fisika yang memiliki bilangan dan ketelitian yang tinggi. Hal yang diutamakan adalah pemanfaatan satuan ukuran untuk keperluan praktis dalam pelayanan kesehatan. Hasil pengukuran di dalam fisika medis digunakan sebagai perbandingan terhadap keadaan kesehatan tubuh manusia. Jenis pengukuran dalam fisika medis terbagi menjadi dua yaitu pengukuran pengulangan dan pengukuran tak berulang. Pengukuran pengulangan umumnya menggunakan satuan waktu yaitu detik, menit dan jam. Jenis pengukuran ini umum dipakai pada pengukuran kondisi sistem pernapasan manusia. Sementara itu, pengukuran tak berulang merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali saja pada tiap individu. Jenis pengukuran ini digunakan pada peristiwa biologi yang diamati langsung secara fisika dengan sekali lihat dan tidak dapat diulangi.[2]

Pengukuran di dalam fisika medis memperhatikan kondisi kebenaran dan ketelitian pengukuran. Ketelitian pengukuran dilakukan dengan mengadakan pengukuran pengulangan dan menghitung rata-rata hasil pengukuran melalui simpangan baku. Smeentara itu, kebenaran dalam pengukuran juga mengadakan pengukuran berulang hanya untuk mengetahui bahwa hasil yang diperoleh memiliki kemiripan tanpa memperhatikan tingkat ketelitian.[2]

Pernyataan misi fisikawan medis

[sunting | sunting sumber]

Diadopsi oleh Federasi Organisasi Eropa untuk Fisika Medis (EFOMP) Dalam kasus departemen fisika medis rumah sakit, pernyataan misi untuk fisikawan medis adalah sebagai berikut[3]

"Fisikawan Medis bekerja sama untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, keamanan, dan efektivitas biaya pelayanan kesehatan melalui aktivitas yang berorientasi pada pasien yang memerlukan tindakan ahli, keterlibatan, atau saran mengenai spesifikasi, pemilihan, pengujian penerimaan, komisioning, jaminan / kontrol kualitas, dan klinis yang dioptimalkan. Penggunaan perangkat medis dan mengenai risiko pasien dan perlindungan dari agen fisik terkait (misalnya, sinar-X, medan elektromagnetik, sinar laser, radionuklida) termasuk pencegahan paparan yang tidak disengaja atau tidak disengaja; semua aktivitas akan didasarkan pada bukti terbaik saat ini atau ilmiah milik sendiri. penelitian ketika bukti yang tersedia tidak mencukupi. Ruang lingkup mencakup risiko bagi relawan dalam penelitian biomedis, pengasuh, dan penghibur. Ruang lingkup sering kali mencakup risiko bagi pekerja dan publik terutama bila hal ini berdampak pada risiko pasien ""

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Fisika medis meliputi dua bidang, yaitu fisika dan kedokteran. Pemanfaataannya terbagi ke dalam bidang fisika dan bidang kedokteran. Dalam bidang fisika, ilmu fisika medis dimanfaatkan untuk menentukan fungsi tubuh manusia dalam keadaan sehat maupun menanggapi penyakit. Sementara dari sisi kedokteran, fisika medis dimanfaatkan untuk pembuatan peralatan kedokteran yang bekerja dengan memanfaatkan prinsip fisika.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Jumini, Sri (2018). Fisika Kedokteran. Wonosobo: Penerbit Mangku Bumi. hlm. 1. ISBN 978-602-52256-5-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-21. Diakses tanggal 2021-10-18. 
  2. ^ a b Gabriel 1996, hlm. 2.
  3. ^ Caruana, C.J.; Christofides, S.; Hartmann, G.H. (2014-09). "European Federation of Organisations for Medical Physics (EFOMP) Policy Statement 12.1: Recommendations on Medical Physics Education and Training in Europe 2014". Physica Medica. 30 (6): 598–603. doi:10.1016/j.ejmp.2014.06.001. ISSN 1120-1797. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-21. Diakses tanggal 2021-04-27. 
  4. ^ Gabriel 1996, hlm. 1.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]